sebenarnya saya tidak tau apa yang ingin saya tulis dan bicarakan disini, tetapi karena naluri saya berkata tulis saja, yaudah saya tulis, sebelumnya mohon maaf karena jika postingan saya tidak jelas tulisannya ditambah tombol backspace saya tidak berfungsu, nahkan salah kaan....... oke lanjut, jadi saya harus memblok tulisan yang saya ingin hapus lalu tekan tombol delete, del maksudnya, kan saalah lagi kan gajelas kaan...... lanjut, tombol del yang adasa, aduh salah lahi kaan....... oke lanjut, tombol del yanf ada di kanan pojok atas letop saya, kan salah laagiiii.... oke lanjut, saya bingung sebenarnya saya sedang apa ini saya tidak mengerti, kemudian saya mulai memikirkan tentang apa yang akan saya tulis setelah kalimat ini. sejujurnya ettt, tombol enter saya juga tidak berfungsi disini, asal kalian tahu saya bisa sampai bawah sini menggunakan tombol spasi yang saya tekan hingga bawah dan menjadi sebuah kalimat ini. kan ini lagi kaaan......, hadeeh.... yang lebih patrah, kaaaan, sudahlah saya sudah malas membahas masalak, kenapa harus masalaaaak haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.............. , yang lebih parah saya tidak tahu saya sedang aopa. terimakasih semua yang sudah mau memahami apa yang sauya tulis...........
Tepat di ujung depan ruko pertigaan Jalan Bumijo yang berbatasan dengan Jalan Diponegoro, sejumlah orang berdiri. Mereka menunggu seseorang dengan sabar. Yang mereka tunggu adalah Mbah Satinem, penjual jajanan tradisional, mulai dari lupis, gatot, tiwul, hingga cenil. Perempuan yang lahir pada saat Jepang angkat kaki dari Indonesia itu setiap pagi berjualan ditemani anak keduanya, Mukinem. Untuk bisa menikmati kudapan tradisional buatan Mbah Satinem, pembeli harus datang pagi-pagi. Sebab meski hanya berjualan di emperan toko namun pelanggan olahan tangan Mbah Satinem banyak. Biasanya, Mbah Satinem telah menyiapkan beberapa kursi bagi yang ingin makan di lokasi meski tidak banyak. Sambil menikmati lupis hingga gatot buatannya, pelanggan bisa menikmati suasana pagi di Jalan Diponegoro atau kawasan Tugu Yogyakarta. Kerap terjadi, seluruh dagangan Mbah Satinem ludes terjual pada pukul 7.30 WIB. "Saya buka sekitar pukul 06.00 WIB, tutupnya enggak pasti, pokoknya sampai dagangan habis. ...
Komentar
Posting Komentar